Wednesday, March 6, 2013

surat balasan untuk Steve Jobs (Abdulfattah John Jandali)


Anak lelakiku…
Sekejab saja dalam hidupku yang sudah renta ini waktu untuk menunggu agar bisa mengenal lebih dekat anak-anak yang sudah kutelantarkan semenjak dulu.
Maafkan keegoisan orang tuamu ini nak, semoga engkau masih mau mengakuiku sebagai ayah kandungmu setelah semua yang terjadi kepadamu, Ibumu dan saudara perempuanmu, Mona.
Usia telah menyadarkanku untuk tidak mengulangi kesalahan yang lalu dan memperbaiki hubungan dengan orang-orang yang seharusnya dekat denganku dan masa tuaku.
Keinginan yang terhalang oleh kebimbangan yang membayangiku untuk segera menghubungi kalian kembali…
Keinginan itu kembali tergugah saat aku mendengarkan pidato yang pernah kau sampaikan semasa hidupmu dulu. Ucap terimakasih ingin kuucapkan kepada keluarga yang telah membesarkan dan mendidikmu hingga berhasil menjadi ”seseorang” yang hebat.
Terbersit selalu kebanggaan padamu yang  teguh dalam perjalanan menggapai asa yang kau daki hingga dapat meraih keberhasilan seperti sekarang.
Perjuangan hidupmu membuat ayah malu untuk langsung mendekatimu saat tahu bahwa seorang Steve Jobs, orang kaya  yang memiliki perusahaan besar dan ternama adalah anak yang pernah kukeluarkan dari kehidupanku. Penolakan yang pernah kau lakukan juga menyebabkanku sempat mundur dan hampir menyerah.
Namun lagi-lagi, keegoisan dan pemikiranku sebagai orang tua yang merasa lebih baik menunggu kesempatan untuk dapat berbaikan dengan anak-anakku yang dulu kutelantarkan  membuat semuanya kembali terlambat.
Kesalahan kembali terjadi dan akhirnya engkau pergi mendahuluiku menemui Yang Kuasa. Aku tak sempat memperbaiki benang kusut diantara kita.  Tapi kini, kepergianmu menyadarkanku kembali bahwa sekarang waktulah yang berlomba denganku. Aku harus segera menyelesaikan semua yang tertunda dan kusut dalam hidup yang sudah tak akan lama lagi.
Mona dan ibumu, semoga mereka mau memaafkan dan menerimaku kembali, meskipun aku tahu, ibumu sudah lama kehilangan memori tentang segala hal dan termasuk tentang aku. Sakit hati yang dialami adikmu akibat sikapku dulu semoga telah sedikit memudar…
Aku akan memulainya kembali, memperbaiki sisa hidupku.
Terimakasih anak lelakiku, takdir telah mempertemukan kita kembali meskipun akhirnya tembok yang memisahkan kita masih tebal dan tinggi. Tenanglah engkau disana, disisi Tuhan Yang Maha Pengasih. Suatu saat nanti apabila kita bertemu disana, aku akan memberimu kabar baik tentang orang-orang yang kau sayangi dan kedekatanku dengan mereka. Jalan baru yang segera kutempuh.
Doakan keberhasilanku nak.
Ayah kandungmu.


ini adalah balasan yang saya buat kira-kira dengan menjadi berperan sebagai ayah kandung dari Steve Jobs

No comments:

Post a Comment