Anak lelakiku…
Sekejab saja dalam hidupku yang
sudah renta ini waktu untuk menunggu agar bisa mengenal lebih dekat anak-anak
yang sudah kutelantarkan semenjak dulu.
Maafkan keegoisan orang tuamu ini
nak, semoga engkau masih mau mengakuiku sebagai ayah kandungmu setelah semua
yang terjadi kepadamu, Ibumu dan saudara perempuanmu, Mona.
Usia telah menyadarkanku untuk
tidak mengulangi kesalahan yang lalu dan memperbaiki hubungan dengan
orang-orang yang seharusnya dekat denganku dan masa tuaku.
Keinginan yang terhalang oleh
kebimbangan yang membayangiku untuk segera menghubungi kalian kembali…
Keinginan itu kembali tergugah saat
aku mendengarkan pidato yang pernah kau sampaikan semasa hidupmu dulu. Ucap terimakasih
ingin kuucapkan kepada keluarga yang telah membesarkan dan mendidikmu hingga
berhasil menjadi ”seseorang” yang hebat.
Terbersit selalu kebanggaan
padamu yang teguh dalam perjalanan menggapai
asa yang kau daki hingga dapat meraih keberhasilan seperti sekarang.
Perjuangan hidupmu membuat ayah
malu untuk langsung mendekatimu saat tahu bahwa seorang Steve Jobs, orang kaya yang memiliki perusahaan besar dan ternama
adalah anak yang pernah kukeluarkan dari kehidupanku. Penolakan yang pernah kau
lakukan juga menyebabkanku sempat mundur dan hampir menyerah.
Namun lagi-lagi, keegoisan dan
pemikiranku sebagai orang tua yang merasa lebih baik menunggu kesempatan untuk
dapat berbaikan dengan anak-anakku yang dulu kutelantarkan membuat semuanya kembali terlambat.
Kesalahan kembali terjadi dan
akhirnya engkau pergi mendahuluiku menemui Yang Kuasa. Aku tak sempat
memperbaiki benang kusut diantara kita. Tapi
kini, kepergianmu menyadarkanku kembali bahwa sekarang waktulah yang berlomba
denganku. Aku harus segera menyelesaikan semua yang tertunda dan kusut dalam
hidup yang sudah tak akan lama lagi.
Mona dan ibumu, semoga mereka mau
memaafkan dan menerimaku kembali, meskipun aku tahu, ibumu sudah lama
kehilangan memori tentang segala hal dan termasuk tentang aku. Sakit hati yang
dialami adikmu akibat sikapku dulu semoga telah sedikit memudar…
Aku akan memulainya kembali,
memperbaiki sisa hidupku.
Terimakasih anak lelakiku, takdir
telah mempertemukan kita kembali meskipun akhirnya tembok yang memisahkan kita
masih tebal dan tinggi. Tenanglah engkau disana, disisi Tuhan Yang Maha
Pengasih. Suatu saat nanti apabila kita bertemu disana, aku akan memberimu
kabar baik tentang orang-orang yang kau sayangi dan kedekatanku dengan mereka. Jalan
baru yang segera kutempuh.
Doakan keberhasilanku nak.
Ayah kandungmu.
ini adalah balasan yang saya buat kira-kira dengan menjadi berperan sebagai ayah kandung dari Steve Jobs