Tuesday, March 5, 2013

sePENGGAL KISAH hIDUPkU


Menjadi anak perempuan tunggal satu-satunya adalah hal yang saya alami sampai saat ini. Pemberian nama yang panjang oleh Ibu yaitu Noverisita Iriani Wijayantika telah terjadi 23 tahun yang lalu saat saya masih bayi. Ibu pernah saya tanyai apa arti nama yang sepanjang itu, dan jawabnya,”Noveri amargo lair bulan November, nek sita ki berkah (kalau tidak salah ingat…haha), Iriani mergo bapakmu kerjo nang Irian, lha nek Wijayantika soale jenenge bapakmu mburine Wijaya….” Panggilan yang biasa diberikan untuk anak semata wayang ini  sedari kecil adalah “Sita”. Saya lahir dari pasangan PNS yang sekarang sudah Pensiun semua karena memang sudah waktunya (haha..). Ayah bernama Sumar Wijaya dan Ibu yang oleh kakek-nenek saya diberi nama Umi Salamah. Pernikahan diusia yang cukup senja dan jarak yang berjauhan menyebabkan saya tidak memiliki adik.






Kelahiran saya berjalan normal tetapi membuat ibu harus menginap cukup lama dirumah sakit Tegalyoso Klaten, apalagi dengan tidak didampingi oleh sang suami karena sedang bekerja di Papua Barat. Setelah usia 3 bulan ibu membawa si bayi mungil ini ke Semarang karena tuntutan kerja. Saat itu beliau masih bekerja di DISNAKER Demak dan si kecil pun dititipkan di rumah saudara yang tinggal di dekat situ. Anak kecil tomboy ini sudah mulai masuk TK ABA 41 yang berada dekat dengan perumahan tempat tinggalnya  sejak tahun 1993.Klaten menjadi tempat tinggal saya saat ini karena pada tahun 1994 Ibu memutuskan untuk pindah kerja ke sini karena anak semata wayangnya kangen berat dengan mbah putri. Disini si anak juga masuk TK Aisyiyah Somopuro dan kalau selesai sekolah selalu mampir ditempat saudara yang tinggal disekitar situ sambil menunggu jemputan Ibu. TK meluluskan saya untuk melanjutkan sekolah ke SD Baturan II ketika belum genap berusia enam tahun.

Sekolah Dasar yang dekat dengan rumah, begitu juga dengan SMP dan SMA yang dimasuki oleh remaja yang juga sering ababil ini. Waktu sekolah yang tepat waktu yaitu SD selama 6 tahun, SMP selama 3 tahun, dan SMA yang juga 3 tahun menjadi sepenggal waktu mencari identitas diri dan ilmu yang sangat berharga. Teman-teman di SMP Negeri I Gantiwarno dan SMA Negeri I Jogonalan sudah banyak yang memulai kesuksesannya masing-masing. Banyak juga diantara mereka yang sudah menikah dan memiliki anak. saya juga termasuk dari sebagian mantan murid yang sudah mendapatkan Ijabsah(haha..).Agustus 2007 menjadi bulan pertama bagi anak culun ini untuk memasuki dan mengenyam bangku kuliah. Prodi Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Budaya UGM adalah jalan masuknya. Bagi si anak masuk ke Universitas ternama macam UGM tak pernah terlintas di benaknya. Keberuntungan dan jodohlah yang menuntunnya hingga sekarang pun ia masih merasa begitu. 



No comments:

Post a Comment